Rabu, 11 Januari 2017

DAYDREAM (Bitter Sweet Destiny)



"Syifa... bangun... Sudah jam 6 pagi ini. Nanti kamu telat sekolah!"

Teriak Umi Syifa dari lantai 1 rumah keluarga Umar.

"Iya Umi. Ini Syifa sudah bangun kok dari tadi."

Jawab Syifa dengan mata yang masih mengantuk seakan meminta untuk ditutup kembali.

"Cepat ya sayang... Nanti kalau telat kamu sendiri yang susah!"

Lanjut Umi masih dengan teriakan cintanya yang setiap pagi selalu terdengar di dalam rumah.


***

Sepulang sekolah seperti biasa karena bulu tangkis masih ramai dimainkan di dalam komplek, Syifa dan Hilwa langsung mengambil raket masing-masing dan bertemu di lapangan komplek. Tapi setelah sampai di lapangan ternyata lapangan sudah penuh dengan anak-anak komplek lainnya yang juga bermain bulu tangkis.

"Wa kita main di depan rumahku aja yuk. Di sini udah rame."

Ajak Syifa.

"Ayuk deh."

Jawab Hilwa.

Setelah agak lama bermain berdua hingga hari hampir sore, tidak dirasa angin sore semakin kencang dan menerbangkan kok yang mereka mainkan ke atas pohon.
"Aduh gimana nih koknya nyangkut lagi."

Keluh Syifa sambil berusaha mengambil kok dengan menggunakan raketnya yang dipukul-pukulkan ke arah pohon. Tapi karena Syifa dan Hilwa sama-sama tidak sampai, mereka hanya  bisa berusaha sambil melompat-lompat. Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan menawarkan bantuannya untuk mengambilkan kok dari atas pohon.

"Sini aku bantu ambil koknya."

Sahut anak laki-laki yang tingginya melebihi Syifa dan Hilwa dari arah belakang. Anak tersebut langsung mengambil raket yang dipegang Syifa dan melompat tinggi sambil mengayunkan raket ke arah pohon. Kok yang tadinya tersangkut akhirnya jatuh ke tanah.

"Makasih ya kak. Kita jadi ngerepotin."

Ucap Syifa dengan muka berseri.

"Iya gak papa. Udah biasa kalau main sore-sore, kok banyak yang nyangkut ke atas pohon. Anginnya kenceng soalnya."

"Yaudah aku balik dulu ya Wa sama temenya Hilwa."

Ucap anak laki-laki baik hati tadi dengan wajah tersenyum manis sambil berjalan ke dalam rumah di sebrang rumah Syifa.

"Itu tadi siapa Wa? Udah ganteng, baik banget lagi."

Tanya Syifa dengan wajah yang berseri.

"Oh tadi itu Kak Adam. Dia itu emang baik orangnya. Dia itu udah lama tinggal di rumah itu Syif. Dia beda 3 tahun dari kamu. Kalau nggak salah dia punya sodara laki-laki namanya Kak Ali."

Jawab Hilwa lengkap dengan wajah yang memerah.

"Kamu suka ya sama dia wa?"

Tanya Syifa lagi karena penasaran dengan perubahan wajah Hilwa yang menjadi merah padam.

"Sebenarnya sih iya. Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya Syif... Ini rahasia."

Jawab Hilwa dengan wajah yang semakin merah dan suara yang semakin mengecil.

Syifa menggangguk dan tersenyum ke arah Hilwa.

Malam itu di dalam kamar, Syifa melihat ke jendela rumah di sebrang rumahnya sambil berpikir. Kenapa bisa ada orang sebaik Kak Adam punya sodara laki-laki yang ketus banget kayak Ali.

Tapi aku beruntung banget bisa tinggal deket sama Kak Adam, udah baik... ganteng lagi.

Pikir Syifa sambil senyum-senyum sendiri.

Tapi aku gak boleh suka sama dia, kan Hilwa uda suka duluan sama Kak Adam. Pokoknya aku harus bantuin Hilwa deket sama Kak Adam.

Ucap Syifa dalam hati sembari menghela nafas dengan raut wajah sedih bercampur senang.

bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar