Rabu, 18 Januari 2017

DAYDREAM (Kisah dalam Ingatan)


Di dalam ingatan Syifa pada masa remajanya setelah ia bertemu Kak Adam, Syifa dan Hilwa menjadi dekat dengan Kak Adam. Karena Kak Adam beberapa kali menemani Syifa dan Hilwa bermain bulu tangkis di depan rumah Syifa. Keakraban mereka ini tentunya membuat Hilwa semakin berharap perasaan sukanya kepada Kak Adam akan dibalas.

Pada suatu hari setelah mereka selesai bermain bulu tangkis seperti biasanya, Hilwa pelan-pelan mendekati kak Adam dan berbicara mengenai sesuatu dengan suara yang kecil. Kak Adam kemudian membalas dengan berdiri dan mengelus kepala Hilwa lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.

“Pulang dulu ya Syif.. Udah sore nih soalnya. Kakak mau belajar buat ulangan sebentar lagi.”

Sapa Kak Adam sembari tersenyum kecil.

Setelah Kak Adam masuk ke dalam rumah, Syifa kemudian sadar bahwa Hilwa masih saja berdiri di tempat tadi dengan kepala tertunduk.


“Wa kamu kenapa? Ngomong apa tadi sama Kak Adam, Wa?”

Tanya Syifa Penasaran.

“Aku gak papa kok Syif. Aku capek, aku pulang duluan ya.”

Jawab Hilwa sembari berjalan menjauh membelakangi Syifa yang masih penasaran.

Hilwa kenapa ya? Ngomong apa ya tadi dia dengan Kak Adam?

Tanya Syifa dalam hati sembari berjalan pulang.

***

Setelah kejadian kemarin sore, Hilwa jadi jarang main keluar rumah. Apalagi ke rumah Syifa. Kalau Syifa tidak nyamperin, Hilwa gak akan keluar untuk main bareng lagi. Karena sedih sekaligus penasaran kenapa Hilwa berubah, kemudian Syifa bertanya dengan hati-hati kepada Hilwa saat sedang main ke rumah Hilwa.

Ternyata waktu itu Hilwa menyatakan cintanya kepada Kak Adam. Namun Kak Adam Hanya tersenyum dan kemudian berkata bahwa Hilwa masih terlalu kecil untuk menyukai seseorang. Setelah itu Hilwa menjadi patah hati dan malas untuk bermain keluar rumah, karena ia takut bertemu dengan Kak Adam jika keluar rumah.

Setelah mendengar itu Syifa kemudian menenangkan hati Hilwa sahabatnya, dan mereka sekarang jadi lebih sering main di rumah Hilwa atau di lapangan komplek saja.

Tentunya kalian penasaran bagaimana kelanjutan cerita Syifa dan Ali bukan?

Setelah Syifa mengingat-ingat kembali, Ali sering bermain dengan Adik laki-laki Syifa namun selalu berkata dan berlaku jutek kepadanya. Saat itu Syifa sama sekali tidak mengerti kenapa Ali berlaku seperti itu kepadanya dan hanya berpikir bahwa memang semua anak laki-laki itu menyebalkan dan mau menang sendiri.

8 bulan sebelum hari H…

“Syif kamu bisa pulang kan nak ke rumah, minggu ini?”

Tanya Umi di telpon ke anaknya yang sedang kuliah semester akhir di Bandung.

“Mungkin nanti Umi.. Syifa akan pulang setelah bimbingan, kalau sekarang Syifa masih sibuk dengan skripsi bab 3 Umi..”

“Begitu ya nak? Yasudah nanti kalau Bab 3 nya sudah selesai pulang ya nak… Umi tunggu di rumah. Baik-baik di sana, jangan lupa jaga kesehatan dan jangan tinggalkan sholat ya nak…”

Ucap Umi kembali dengan nada yang sedikit kecewa.

“Iya Umi… Assalamuaiakum”

Tutup Syifa.

“Wa’alaikumsalam”

Jawab Umi sembari menutup telpon.

***

“Assalamuaikum Umi.. Aku pulang.”

Ucap Syifa dengan nada suara yang ceria.

“Wa’alaikumsalam... Anak Umi akhirnya pulang juga.”

Jawab Umi dengan wajah ceria.

“Umi ada apa ingin aku pulang cepat-cepat?”

Tanya Syifa penasaran.

“Tidak ada apa-apa kok nak, hanya saja itu.. perkumpulan remaja di komplek ini mengadakan pemilihan panitia untuk acara kumpul bersama 1 bulan lagi. Apa kamu tidak mau bantu ikutan?”

“Apa aku masih pantas disebut remaja umi? Aku kan sudah 22 tahun sekarang…”

Jawab Syifa dengan wajah bingung.

“Ikut saja nak, tidak apa kok. Kemarin umi dengar ketuanya itu Adam anak laki-laki yang tinggal di depan rumah kita, dan temanmu Hilwa juga ikut serta kalau umi tidak salah dengar.”

Syifa kaget sekaligus senang, karena penasaran sudah lama tidak bertemu dengan Hilwa dan Kak Adam teman kecilnya.

“Masa si Mi? Bukannya mereka juga kuliah di luar kota seperti aku?”

“Sepertinya mereka sedang libur panjang sekarang. Kamu pulang sekarang juga karena sedang libur panjang kan nak?”

“Oh iya ya mi, aku lupa. Soalnya kalau sedang Skripsi suka gak inget waktu he he he”

Jawab Syifa sambil tertawa malu.

Bagaimana ya dengan rupa mereka sekarang? Apa Hilwa masih lucu dan imut ya seperti dulu? Apa kak Adam juga masih ganteng dan baik seperti dulu? Bagaimana hubungan mereka sekarang setelah kejadian waktu itu? Aku jadi gak sabar pengen ketemu mereka.

Batin Syifa dengan hati yang bergup-degup cepat.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar