Hari ke 14 SP
Api cemburu
sudah membara di dalam rumah panitia SP.
Seseorang
yang memang emosinya sulit dikontrol, akhirnya mulai melakukan sesuatu yang
akan disesalinya nanti.
“Temen-temen
ayo cepetan… kita udah ditungguin sama bu RT di rumahnya buat acara kita..
Jangan pada lama-lama ya.. Aku sama Haris nunggu kalian di depan rumah.”
Pada pagi
menjelang siang di dalam rumah kepanitiaan SP, semua panitia sibuk bersiap-siap
untuk segera memulai acara yang sudah dijadwalkan hari ini.
Acara yang
menjadi tanggungjawab Aina dan Haris ini, memang bukan acara inti dari SP ini…
Namun karena kegiatan ini termasuk salah satu acara pertama yang membuat
keramaian di desa maka Aina merasa khawatir jika semua panitia SP tidak juga
sampai di rumah bu RT setidaknya 30 menit sebelum acara dimulai.
Begitulah
Aina, seorang gadis tepat waktu yang selalu menunggu orang lain karena terlalu
cepat datang. Setidaknya kali ini Aina tidak menunggu sendirian. Sudah ada
Haris yang siap menunggu bersamanya kali ini.
“Ayo… kalian
jangan berduaan aja di sini… Nanti yang ketiga setan loh…”
“Elo dong
Zak setannya? Hahahaha”
Haris ikut membalas
bercandaan Zaky. Zaky yang santai hanya membalas dengan ikut tertawa.
“Duh yang
lain lama ya…”
Aina
mengeluh sendirian.
“Yaudah
kalau begitu kita bertiga saja yang pergi duluan mewakili semua panitia untuk
bersiap-siap di sana, nanti kalau yang lain sudah siap biar gue yang suruh
mereka nyusul kita.”
Zaky
memutuskan untuk pergi agar Aina yang terlihat khawatir segera tenang.
“Oke deh
Kak.”
Aina yang khawatir
kemudian kembali tersenyum saat mendengar perkataan Zaky.
***
Sesampainya
di rumah Bu RT, Zaky, Aina, dan Haris segera mempersiapkan acara sosialisasi
teknologi untuk para pengusaha pengrajin anyaman agar dapat mengembangkan
usahanya hingga ke luar kota bahkan ke luar negri.
Hail dan
Rahmat sebagai penanggungjawab dokumentasi segera menyusul ketiga panitia yang
sudah datang lebih dulu untuk menaruh beberapa kamera di berbagai sudut yang
bagus.
Setelah
akhirnya semua panitian dan peserta datang ke tempat acara, maka acarapun
dimulai. Acara berlangsung ramai dan seru sesuai dengan yang direncanakan.
Setelah
acara selesai, langit di desa sudah mulai menggelap. Jalanan desa yang
cenderung masih kurang pencahayaan, menjadi masalah bagi Aina. Dari dulu memang
Aina sedikit sulit untuk melihat dalam kegelapan, karena penglihatannya yang
kurang itulah dia selalu saja tersandung atau terjatuh karena berbagai hal di
jalanan.
Haris yang
sedang berjalan di sebelah kiri Aina menjadi khawatir. Kemudian dia memberikan pergelangan
tangannya untuk menjadi pegangan Aina sepanjang jalan pulang. Hail yang
berjalan di sebelah kiri Haris tiba-tiba mengubah posisinya menjadi berjalan di
sebelah kanan Aina. Hail kemudian menyalakan senter di HP nya dan menerangi
jalan untuk Aina.
Beberapa
orang yang sadar dengan perbuatan Hail kemudian mulai meledeki Aina.
“Cie… Aina dikawal
2 cowok ganteng kiri kanan…”
Aina yang
terlalu fokus dengan jalan di depannya tidak mendengar ledekan tersebut. Haris
yang ramah hanya tersenyum kepada yang meledeki. Sedangkan Hail sama sekali
tidak menghiraukan yang lain.
Namun ada seseorang yang memang sudah memperhatikan kelakuan ketiganya dengan pandangan kesal
bahkan hingga menjadi bibit benci.
Zaky tiba-tiba
berjalan lebih cepat di antara Aina dan Haris, memotong pegangan antara Aina
dan Haris. Hampir saja Aina terjatuh karena kaget. Hail yang berada di kanan
Aina langsung menahan pundak Aina dari samping hingga Aina tidak jadi terjatuh.
Setelah itu
Aina, Haris dan Hail kembali ke posisi awalnya. Haris di sebelah kiri Aina
dengan tangan kanannya sebagai pegangan dan Hail di sebelah kanan Aina dengan
HP nya sebagai senter penerang jalanan.
Aina, Haris,
dan Hail kemudian memelototi Zaky yang berada di depan mereka. Zaky yang merasa
tidak melakukan apa-apa, hanya berjalan seperti biasa. Aina sambil menahan
amarahnya lalu bertanya alasan kelakuan Zaky barusan.
“Kak, kok
Kakak gitu sih? Aku kan hampir aja jatoh tadi gara-gara Kakak!”
Walaupun
perkataan Aina tidak terlalu keras, namun suara Aina membuat beberapa panitia
menengok ke arahnya. Mereka memperhatikan dengan siapa Aina berbicara.
Zaky tidak
membalas perkataan Aina dan malah kembali bermaksud berjalan mundur di antara
Haris dan Aina. Namun karena Haris sudah melihat bahwa Zaky akan melakukan hal
yang sama, kemudian dengan sigap dia menarik lengan Aina ke arahnya sehingga
Aina tidak terjatuh karena tersenggol Zaky.
Beberapa
panitia yang menjadi penasaran dengan kelakuan ketua mereka itu kemudian
bertanya.
“Lo kenapa
sih Zak? Ngapain coba lo gangguin Aina gitu?”
Iqbal
bertanya sambil memperhatikan kelakuan Zaky.
“Cemburu ya
lo Zak??? Bilang aja kali…”
Bilal
akhirnya meledeki Zaky karena Zaky tidak juga menjawab dan hanya memperhatikan
Aina dari belakang.
Aina, Haris,
dan Hail kembali ke posisi awal hingga mereka sampai di rumah. Zaky tidak lagi
mengganggu dan hanya berjalan sambil tetap diam di belakang Aina. Aina yang
masih kesal akhirnya menyerah mencari tahu alasan perbuatan Zaky karena Zaky
tidak juga menjawab omongannya.
Setelah itu
hubungan Aina dan Zaky menjadi sedikit tidak baik di dalam SP ini.
Seseorang pun
merasa senang karena Aina nyaris celaka malam itu.
Sedangkan seorang
lagi merasa khawatir dengan keadaan Aina namun tidak berani untuk bertanya
langsung, karena takut perasaannya akan ketahuan.
***
Hari ke 15 SP
Setelah
kejadian malam itu Zaky menjadi sering mengganggu Aina dan berusaha untuk
membuat Aina kesal. Karena Aina yang merasa perbuatan Zaky sangan kekanakan
hanya mendiamkannya saja dan tidak merespon apa-apa.
Pada hari
ini semua panitia kembali menyusun rancangan kegiatan untuk acara perlombaan
besar yang akan mereka adakan di kantor desa. Perlombaan tersebut adalah bagian
dari usaha mereka untuk mensosialisasikan pendidikan untuk anak-anak terutama
dalam pendidikan agama.
Setelah
hasil rapat selesai disusun, semua panitia kembali ke urusan masing-masing.
Aina, Rania, Talita, Kayla, dan Rahmat yang tidak ada kerjaan duduk di pojokan
ruang tamu untuk bersantai sambil mengobrol berlima.
Dari obrolan
tersebut Aina tahu bahwa ternyata Kayla sangat mirip sifatnya dengan Rania dan
Rahmat adalah seorang lelaki sholeh yang sangat lembut hati dan omongannya.
Aina
terkesan dengan teman-teman barunya dan banyak belajar mengenai lingkungan
perkuliahan di FISIP dan FIKOM.
Aina yang
masih penasaran kemudian bertanya mengenai kelakuan Zaky terhadapnya pada
ketiga teman barunya karena mereka satu fakultas. Kayla yang lebih kenal dekat
dengan Zaky kemudian menjelaskan bahwa dia juga merasa bingung dengan perubahan
sikap Zaky terhadap Aina dan hanya menyuruh Aina bersabar karena mungkin Zaky
memang hanya sedang iseng saat itu.
***
Hari ke
16 SP
Aina yang sibuk dengan tanggung jawabnya di
dapur, tidak banyak keluar dapur dari pagi. Setelah merasa sedikit penat, Aina
kemudian memutuskan pergi ke teras rumah untuk mencari angin.
Saat Aina melintasi ruang tamu, dia melihat
seseorang sedang tertidur sambil tertutup kain sarung di sofa. Karena Aina
penasaran maka dia membuka sarung yang menutupi wajah seseorang tersebut. Aina
kaget. Ternyata yang sedang tertidur di sofa ruang tamu adalah Zaky, orang yang
saat ini paling tidak ingin ditemuinya. Namun Zaky terlihat sedikit aneh
menurut Aina. Wajah Zaky terlihat seperti tomat karena memerah. Saat Aina
merasakan dahi Zaky, Aina langsung mengetahui bahwa Zaky sedang sakit karena
demamnya sudah sangat tinggi.
Aina yang selalu saja khawatir dengan
orang-orang disekitarnya tidak lagi perduli dengan semua keisengan Zaky. Semua kekesalannya
dengan Zaky tiba-tiba lenyap. Saat ini Aina hanya berpikir bagaimana cara
membuat keadaan teman satu kampusnya itu menjadi lebih baik.
“Kak, Kak Zaky bangun. Kak, Kakak udah minum
obat belum kak?”
Aina sangat khawatir karena panas Zaky yang sangat
tinggi.
Zaky yang sedang tertidur tidak mendengar
perkataan Aina saat itu.
Aina langsung ke kamarnya di lantai 2 dan
mengambil obat P3K yang pasti dia bawa kemana-mana. Setelah itu Aina kembali ke
dapur dan mengambil segelas air.
“Haus na?”
Raina yang sedang asik di dapur bersama
kayla, Talita, Rahmat, Haris, dan Hail merasa penasaran karena Aina jadi
mondar-mandir sendiri tanpa alasan yang jelas.
Aina tidak menjawab dan hanya tersenyum
sambil lalu ke ruang tamu kembali.
Aina kemudian membangunkan Zaky yang tengah
tertidur dengan cara menggoyang-goyangkan tubuh Zaky dan menyuruhnya untuk
minum obat.
“Kak bangun kak… Ayo minum obat dulu.”
Zaky terbangun karena perbuatan Aina. Awalnya
Zaky merasa kesal tapi karena Aina memberikannya obat dan segelas air dia
langsung merasa bersalah.
“Buat apa ini Na?”
Zaky bertanya heran.
“Buat Kakak minum lah… kan Kakak lagi sakit
sekarang. Biar panasnya turun aja dulu.”
Aina menerangkan dengan muka khawatir.
“Makasih ya Na udah perhatiin gue. Maafin
soalnya gue udah sering iseng ke lo. Gue gak maksud apa-apa kok… Cuma becanda
aja…”
Zaky yang merasa bersalah kemudian meminta
maaf sambil meminum obat yang diberikan oleh Aina.
“Iya udah aku maafin. Tapi jangan iseng lagi
ya kak! Kakak isengnya gak asik.”
Jawab Aina sambil tersenyum.
***
Hari ke
17 SP
Setelah Zaky sembuh dari sakitnya, Aina dan
Zaky tidak lagi sering bertengkar karena keisengan Zaky.
Zaky sadar bahwa yang dilakukannya selama ini
salah. Namun ternyata seseorang tidak senang dengan kelakuan Zaky yang tidak
lagi mengganggu Aina.
“Zak… kok lo gak gangguin dia lagi sih? Kan kita
udah bikin perjanjian waktu itu… kalau lo berhasil bikin Aina kesel sampe keluar
sifat aslinya, gue bersedia jadi cewek lo. Lo udah gak minat jadi cowok gue?”
Omongan tersebut keluar dari mulut mungil
Sheila. Ternyata malam itu (malam saat zaky mengisengi Aina hingga hampir jatuh) Zaky yang memang tertarik dengan Sheila
mengungkapkan perasaannya. Namun Sheila memanfaatkan hal itu untuk
kepentingannya sendiri, yaitu membuat Hail membenci Aina dengan cara membuat Aina
marah-marah kepada Zaky yang selalu mengganggunya. Semua perbuatan Sheila malah
membuat Hail menjadi lebih dekat dengan Aina. Sedangkan Zaky yang tadinya
memiliki rasa dengan Sheila menjadi mempertanyakan perasaannya dan kelakukannya
selama ini terhadap Aina.
“Gue rasa lo salah nilai Aina. Dia gak seburuk
yang lo omongin. Semua orang mau deket sama dia emang karena dia baik bukan
karena dia kecentilan atau apalah kata lo waktu itu. Buktinya waktu gue sakit
malah dia satu-satunya orang yang sadar dan perduli sama gue. Sedangkan lo… lo
di mana waktu gue sakit?”
"Apa sih zak? Kenapa coba lo malah jadi belain cewek itu!" Sheila sangat kesal dengan omongan Zaky tadi.
"Apa sih zak? Kenapa coba lo malah jadi belain cewek itu!" Sheila sangat kesal dengan omongan Zaky tadi.
“Aina itu baik Shel dan gue rasa elo yang sebenarnya gak baik! Gue nyesel pernah
bilang suka ke cewek kayak lo!”
Zaky menyudahi omongannya dengan Sheila dan
kemudian pergi melanjutkan urusannya.
Sheila yang kesal mendengar omongan Zaky, berjanji
akan membuat Aina menderita dengan tangannya sendiri.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar