Rabu, 29 Maret 2017

IMAGINASI CINTA (Cemburu?)


Hari ke 14 SP

Api cemburu sudah membara di dalam rumah panitia SP.

Seseorang yang memang emosinya sulit dikontrol, akhirnya mulai melakukan sesuatu yang akan disesalinya nanti.

“Temen-temen ayo cepetan… kita udah ditungguin sama bu RT di rumahnya buat acara kita.. Jangan pada lama-lama ya.. Aku sama Haris nunggu kalian di depan rumah.”

Pada pagi menjelang siang di dalam rumah kepanitiaan SP, semua panitia sibuk bersiap-siap untuk segera memulai acara yang sudah dijadwalkan hari ini.

Acara yang menjadi tanggungjawab Aina dan Haris ini, memang bukan acara inti dari SP ini… Namun karena kegiatan ini termasuk salah satu acara pertama yang membuat keramaian di desa maka Aina merasa khawatir jika semua panitia SP tidak juga sampai di rumah bu RT setidaknya 30 menit sebelum acara dimulai.

Begitulah Aina, seorang gadis tepat waktu yang selalu menunggu orang lain karena terlalu cepat datang. Setidaknya kali ini Aina tidak menunggu sendirian. Sudah ada Haris yang siap menunggu bersamanya kali ini.

“Ayo… kalian jangan berduaan aja di sini… Nanti yang ketiga setan loh…”

Zaky yang juga sudah siap, kemudian datang dari dalam rumah meledek Aina dan Haris yang sedang mengobrol berdua.

“Elo dong Zak setannya? Hahahaha”

Haris ikut membalas bercandaan Zaky. Zaky yang santai hanya membalas dengan ikut tertawa.

“Duh yang lain lama ya…”

Aina mengeluh sendirian.

“Yaudah kalau begitu kita bertiga saja yang pergi duluan mewakili semua panitia untuk bersiap-siap di sana, nanti kalau yang lain sudah siap biar gue yang suruh mereka nyusul kita.”

Zaky memutuskan untuk pergi agar Aina yang terlihat khawatir segera tenang.

“Oke deh Kak.”

Aina yang khawatir kemudian kembali tersenyum saat mendengar perkataan Zaky.

***

Sesampainya di rumah Bu RT, Zaky, Aina, dan Haris segera mempersiapkan acara sosialisasi teknologi untuk para pengusaha pengrajin anyaman agar dapat mengembangkan usahanya hingga ke luar kota bahkan ke luar negri.

Hail dan Rahmat sebagai penanggungjawab dokumentasi segera menyusul ketiga panitia yang sudah datang lebih dulu untuk menaruh beberapa kamera di berbagai sudut yang bagus.

Setelah akhirnya semua panitian dan peserta datang ke tempat acara, maka acarapun dimulai. Acara berlangsung ramai dan seru sesuai dengan yang direncanakan.

Setelah acara selesai, langit di desa sudah mulai menggelap. Jalanan desa yang cenderung masih kurang pencahayaan, menjadi masalah bagi Aina. Dari dulu memang Aina sedikit sulit untuk melihat dalam kegelapan, karena penglihatannya yang kurang itulah dia selalu saja tersandung atau terjatuh karena berbagai hal di jalanan.

Haris yang sedang berjalan di sebelah kiri Aina menjadi khawatir. Kemudian dia memberikan pergelangan tangannya untuk menjadi pegangan Aina sepanjang jalan pulang. Hail yang berjalan di sebelah kiri Haris tiba-tiba mengubah posisinya menjadi berjalan di sebelah kanan Aina. Hail kemudian menyalakan senter di HP nya dan menerangi jalan untuk Aina.

Beberapa orang yang sadar dengan perbuatan Hail kemudian mulai meledeki Aina.

“Cie… Aina dikawal 2 cowok ganteng kiri kanan…”

Aina yang terlalu fokus dengan jalan di depannya tidak mendengar ledekan tersebut. Haris yang ramah hanya tersenyum kepada yang meledeki. Sedangkan Hail sama sekali tidak menghiraukan yang lain.

Namun ada seseorang yang memang sudah memperhatikan kelakuan ketiganya dengan pandangan kesal bahkan hingga menjadi bibit benci.

Zaky tiba-tiba berjalan lebih cepat di antara Aina dan Haris, memotong pegangan antara Aina dan Haris. Hampir saja Aina terjatuh karena kaget. Hail yang berada di kanan Aina langsung menahan pundak Aina dari samping hingga Aina tidak jadi terjatuh.

Setelah itu Aina, Haris dan Hail kembali ke posisi awalnya. Haris di sebelah kiri Aina dengan tangan kanannya sebagai pegangan dan Hail di sebelah kanan Aina dengan HP nya sebagai senter penerang jalanan.

Aina, Haris, dan Hail kemudian memelototi Zaky yang berada di depan mereka. Zaky yang merasa tidak melakukan apa-apa, hanya berjalan seperti biasa. Aina sambil menahan amarahnya lalu bertanya alasan kelakuan Zaky barusan.

“Kak, kok Kakak gitu sih? Aku kan hampir aja jatoh tadi gara-gara Kakak!”

Walaupun perkataan Aina tidak terlalu keras, namun suara Aina membuat beberapa panitia menengok ke arahnya. Mereka memperhatikan dengan siapa Aina berbicara.

Zaky tidak membalas perkataan Aina dan malah kembali bermaksud berjalan mundur di antara Haris dan Aina. Namun karena Haris sudah melihat bahwa Zaky akan melakukan hal yang sama, kemudian dengan sigap dia menarik lengan Aina ke arahnya sehingga Aina tidak terjatuh karena tersenggol Zaky.

Beberapa panitia yang menjadi penasaran dengan kelakuan ketua mereka itu kemudian bertanya.

“Lo kenapa sih Zak? Ngapain coba lo gangguin Aina gitu?”

Iqbal bertanya sambil memperhatikan kelakuan Zaky.

“Cemburu ya lo Zak??? Bilang aja kali…”

Bilal akhirnya meledeki Zaky karena Zaky tidak juga menjawab dan hanya memperhatikan Aina dari belakang.

Aina, Haris, dan Hail kembali ke posisi awal hingga mereka sampai di rumah. Zaky tidak lagi mengganggu dan hanya berjalan sambil tetap diam di belakang Aina. Aina yang masih kesal akhirnya menyerah mencari tahu alasan perbuatan Zaky karena Zaky tidak juga menjawab omongannya.

Setelah itu hubungan Aina dan Zaky menjadi sedikit tidak baik di dalam SP ini.

Seseorang pun merasa senang karena Aina nyaris celaka malam itu.

Sedangkan seorang lagi merasa khawatir dengan keadaan Aina namun tidak berani untuk bertanya langsung, karena takut perasaannya akan ketahuan.

***

Hari ke 15 SP

Setelah kejadian malam itu Zaky menjadi sering mengganggu Aina dan berusaha untuk membuat Aina kesal. Karena Aina yang merasa perbuatan Zaky sangan kekanakan hanya mendiamkannya saja dan tidak merespon apa-apa.

Pada hari ini semua panitia kembali menyusun rancangan kegiatan untuk acara perlombaan besar yang akan mereka adakan di kantor desa. Perlombaan tersebut adalah bagian dari usaha mereka untuk mensosialisasikan pendidikan untuk anak-anak terutama dalam pendidikan agama.

Setelah hasil rapat selesai disusun, semua panitia kembali ke urusan masing-masing. Aina, Rania, Talita, Kayla, dan Rahmat yang tidak ada kerjaan duduk di pojokan ruang tamu untuk bersantai sambil mengobrol berlima.

Dari obrolan tersebut Aina tahu bahwa ternyata Kayla sangat mirip sifatnya dengan Rania dan Rahmat adalah seorang lelaki sholeh yang sangat lembut hati dan omongannya.

Aina terkesan dengan teman-teman barunya dan banyak belajar mengenai lingkungan perkuliahan di FISIP dan FIKOM.

Aina yang masih penasaran kemudian bertanya mengenai kelakuan Zaky terhadapnya pada ketiga teman barunya karena mereka satu fakultas. Kayla yang lebih kenal dekat dengan Zaky kemudian menjelaskan bahwa dia juga merasa bingung dengan perubahan sikap Zaky terhadap Aina dan hanya menyuruh Aina bersabar karena mungkin Zaky memang hanya sedang iseng saat itu.

***

Hari ke 16 SP              

Aina yang sibuk dengan tanggung jawabnya di dapur, tidak banyak keluar dapur dari pagi. Setelah merasa sedikit penat, Aina kemudian memutuskan pergi ke teras rumah untuk mencari angin.

Saat Aina melintasi ruang tamu, dia melihat seseorang sedang tertidur sambil tertutup kain sarung di sofa. Karena Aina penasaran maka dia membuka sarung yang menutupi wajah seseorang tersebut. Aina kaget. Ternyata yang sedang tertidur di sofa ruang tamu adalah Zaky, orang yang saat ini paling tidak ingin ditemuinya. Namun Zaky terlihat sedikit aneh menurut Aina. Wajah Zaky terlihat seperti tomat karena memerah. Saat Aina merasakan dahi Zaky, Aina langsung mengetahui bahwa Zaky sedang sakit karena demamnya sudah sangat tinggi.

Aina yang selalu saja khawatir dengan orang-orang disekitarnya tidak lagi perduli dengan semua keisengan Zaky. Semua kekesalannya dengan Zaky tiba-tiba lenyap. Saat ini Aina hanya berpikir bagaimana cara membuat keadaan teman satu kampusnya itu menjadi lebih baik.

“Kak, Kak Zaky bangun. Kak, Kakak udah minum obat belum kak?”

Aina sangat khawatir karena panas Zaky yang sangat tinggi.

Zaky yang sedang tertidur tidak mendengar perkataan Aina saat itu.

Aina langsung ke kamarnya di lantai 2 dan mengambil obat P3K yang pasti dia bawa kemana-mana. Setelah itu Aina kembali ke dapur dan mengambil segelas air.

“Haus na?”

Raina yang sedang asik di dapur bersama kayla, Talita, Rahmat, Haris, dan Hail merasa penasaran karena Aina jadi mondar-mandir sendiri tanpa alasan yang jelas.

Aina tidak menjawab dan hanya tersenyum sambil lalu ke ruang tamu kembali.

Aina kemudian membangunkan Zaky yang tengah tertidur dengan cara menggoyang-goyangkan tubuh Zaky dan menyuruhnya untuk minum obat.

“Kak bangun kak… Ayo minum obat dulu.”

Zaky terbangun karena perbuatan Aina. Awalnya Zaky merasa kesal tapi karena Aina memberikannya obat dan segelas air dia langsung merasa bersalah.

“Buat apa ini Na?”

Zaky bertanya heran.

“Buat Kakak minum lah… kan Kakak lagi sakit sekarang. Biar panasnya turun aja dulu.”

Aina menerangkan dengan muka khawatir.

“Makasih ya Na udah perhatiin gue. Maafin soalnya gue udah sering iseng ke lo. Gue gak maksud apa-apa kok… Cuma becanda aja…”

Zaky yang merasa bersalah kemudian meminta maaf sambil meminum obat yang diberikan oleh Aina.

“Iya udah aku maafin. Tapi jangan iseng lagi ya kak! Kakak isengnya gak asik.”

Jawab Aina sambil tersenyum.

***
Hari ke 17 SP 

Setelah Zaky sembuh dari sakitnya, Aina dan Zaky tidak lagi sering bertengkar karena keisengan Zaky.

Zaky sadar bahwa yang dilakukannya selama ini salah. Namun ternyata seseorang tidak senang dengan kelakuan Zaky yang tidak lagi mengganggu Aina.

“Zak… kok lo gak gangguin dia lagi sih? Kan kita udah bikin perjanjian waktu itu… kalau lo berhasil bikin Aina kesel sampe keluar sifat aslinya, gue bersedia jadi cewek lo. Lo udah gak minat jadi cowok gue?”

Omongan tersebut keluar dari mulut mungil Sheila. Ternyata malam itu (malam saat zaky mengisengi Aina hingga hampir jatuh) Zaky yang memang tertarik dengan Sheila mengungkapkan perasaannya. Namun Sheila memanfaatkan hal itu untuk kepentingannya sendiri, yaitu membuat Hail membenci Aina dengan cara membuat Aina marah-marah kepada Zaky yang selalu mengganggunya. Semua perbuatan Sheila malah membuat Hail menjadi lebih dekat dengan Aina. Sedangkan Zaky yang tadinya memiliki rasa dengan Sheila menjadi mempertanyakan perasaannya dan kelakukannya selama ini terhadap Aina.

“Gue rasa lo salah nilai Aina. Dia gak seburuk yang lo omongin. Semua orang mau deket sama dia emang karena dia baik bukan karena dia kecentilan atau apalah kata lo waktu itu. Buktinya waktu gue sakit malah dia satu-satunya orang yang sadar dan perduli sama gue. Sedangkan lo… lo di mana waktu gue sakit?”

"Apa sih zak? Kenapa coba lo malah jadi belain cewek itu!" Sheila sangat kesal dengan omongan Zaky tadi.

“Aina itu baik Shel dan gue rasa elo yang sebenarnya gak baik! Gue nyesel pernah bilang suka ke cewek kayak lo!”

Zaky menyudahi omongannya dengan Sheila dan kemudian pergi melanjutkan urusannya.

Sheila yang kesal mendengar omongan Zaky, berjanji akan membuat Aina menderita dengan tangannya sendiri.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar